Inilah
bara gelap siang menduka
Berbaur
menanti kicau burung yang hilang
Terseok-seok
mencari segelas air
Yang
tertinggal hanya di sungai keruh
Jerit
lemah menaungi hati
Mencoba
bersaing dengan isak tertahan
Damai
dengan sakitnya
Tertawa
dengan perihnya
Siapa
yang mau disalahkan
Jika
setiap lambaian-Nya
Kini
tercipta kemarahan?
Dunia
yang berpijak
Bergulir
menembus kenormalan
Merobek-robek
napas manusia
Merampas
waktu di panggung sandiwara
Pernahkah
terbesit ingatan
Tentang-Nya
sang pemilik segala napas?
Kini
guratan itu menua
Gelisah
dalam tangisku
Menjerit
dalam sujudku
Berteriak
ku panggil nama-Nya
Adakah
aku terlambat?
No comments:
Post a Comment